Resensi Novel Pergi - Tere Liye
“Sebuah Kisah tentang menemukan tujuan, kemana hendak pergi, melalui kenangan masa lalu, pertarungan hidup mati, untuk memutuskan kemana langkah kaki akan di bawa pergi.”
Penulis : Tere Liye
Penerbit :Republika Penerbit
Waktu Penerbitan : April 2018
ISBN : 978-602-5734-05-2
Harga Buku : Rp 79.000 (di pulau Jawa)
Isi Buku : 455 halaman
Pergi merupakan novel lanjutan atau Squel dari novel Pulang. Pergi adalah sebuah novel fiksi action yang terbagi dalam 31 bab dan
epilog, yang setiap halamannya terhubung satu dengan yang lain, dengan plot
maju mundur, dari satu petunjuk ke petunjuk lain yang membuat pembaca nya
bertanya-tanya tentang akhir dari kisah novel ini.
Dengan tokoh utama bernama Agam dipanggil Bujang atau
Si Babi Hutan yang kini telah menjadi seorang Tauke Besar. Dia bersama Salonga,
si kembar Kiko dan Yuki, White serta tokoh-tokoh baru lainnya (yang tidak ada
di novel Pulang) yang harus menghadapi Master dragon pemimpin tertinggi dari
keluarga shadow economic yang ingin
mengambil alih semua bisnis keluarga shadow
economic, untuk tetap menjaga keseimbangan shadow economic. Serta Bujang pun terus mencari tahu siapakah
sebenarnya pria bertopeng yang memanggilnya Hermanito yang mengetahui nama aslinya yang sebenarnya hanya orang
tertentu yang mengetahui nama aslinya dan apa hubungan pria itu dengan diri
nya, yang berujung pada sebuah kebenaran dan alasan tentang apa hakekat pulang
bagi bujang. Semakin menambah keseruan lagi karena novel ini pada awal cerita
berseting di Mexico lalu di lanjutkan di Indonesia, Singapura, Jepang (kota
Tokyo), Rusia (kota Moscow), Spanyol (kota Madrid), Makau, dan berakhir di Hongkong.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang di gunakan adalah orang pertama dimana
menempatkan pembaca sebagai tokoh utama.
Tokoh Yang Terlibat
Dari sisi keluarga Shadow Economic
1. Keluarga Tong :
- Agam Samad / Bujang/ Si Babi Hutan (Tauke Besar/ pemimpin
keluarga Tong)
- Salonga (Guru menembak bujang sekaligus partner bujang)
- Yuki (Partner Bujang, kembaran Kiko, murid dan cucu Guru Busi)
- Kiko (Partner Bujang, kembarang Yuki, murid dan cucu Guru Busi)
- Edwin (Pilot pesawat pribadi keluarga Tong khusus untuk Bujang)
- Togar (Kepala Tukul Pukul)
- Parwez (Pengurus bisnis keluarga secara legal)
- Payong (Letnan tukang pukul)
- White (partner bujang sekaligus, mantan marinir)
2. Keluarga Lin di Makau,
- Tuan muda Lin
3. El Pacho di Meksiko,
4. Keluarga J.J. Costello di Miami Florida – keluarga ini mengambil
sikap netral dalam melawan Master Dragon
5. Keluarga Yamaguchi di Tokyo,
- Hiro (Pemimpin keluarga Yamaguchi)
- Ayako (Istri Hiro)
- Kaeda (Putri Sulung Hiro)
- Akashi (Tukang pukul utama keluarga Yamaguchi)
- Sakura (Putri Bungsu Hiro)
- Thomas (Konsultan keuangan internasional dalam keluarga
Yamaguchi, kisah nya ada dalam buku Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung
Tanduk
6. Keluarga Wong di Beijing, besan Master Dragon
7. Bratva di Moskow
- Otets (Pemimin Bratva)
- Maria (Putri dari Otets)
- Sergie (mata-mata penting dalam bratva, teman kuliah bujang)
8. Master Dragon di Hong Kong. Pimpinan tunggal dari delapan keluarga
Dari sisi keluarga Bujang
- Tuanku Imam (Paman Bujang)
- Samad (Ayah Bujang, Tukang pukul terkenal di keluarga Tong
sebelum bujang)
- Midah (Ibu Bujang)
- Catrina dan Diego Samad (hehehe.. biar seru temukan jawabannya
sendiri yah)
Keunggulan Novel
1.
Gambar sampul menarik.
2.
Cetakan dan jenis kertas bagus (CD Import coklat)
3. Di halaman belakang bertulis U15+ mengingatkan
bahwa memang tidak baik di baca di bawah usia 15 tahun.
4.
Genre novel yang di ambil unik fiksi aksi/ action/ laga
5. Mampu membawa pembaca kedalam posisi Bujang dan
situasi kondisi yang sedang terjadi.
6.
Sudut pandang orang pertama kita seperti
menjadi tokoh utama.
7.
Memiliki alur plot maju dan mundur yang baik
dan mengantarkan pada tujuan penulis,
8.
Memiliki banyak pesan moral yang terselip.
Kelemahan Novel
1.
Di lembar awal buku lem cepat merekah walapun
kertas tidak sampai lepas,
2. Secara genre novel memang manarik tapi di dalam
nya cukup banyak membawa kita berpikir
tidak semua orang menyukainya, di tambah lagi tentang cerita peseteruan yang ada. Saya mendapati beberapa teman yang
menyukai novel karya Tere Liye, tidak membaca novel Pulang dan Pergi atau
membaca tapi tidak menyelesaikannya.
3.
Banyak adegan aksi yang berdarah darah dan
cukup kejam.
Kesimpulan
Sekalipun novel ini begitu banyak adegan kekerasan dan menceritakan hal-hal yang tidak legal tapi alur jalan cerita novel ini begitu
menarik dan memiliki pesan moral yang baik. Seperti perjuangan seorang wanita
sebagai seorang istri dan ibu, sekalipun seseorang itu berbuat jahat sebenarnya
sisi lain orang tersebut baik hanya bagaimana orang tersebut memilih jalan.
Sebuah kutipan menarik dalam buku ini bagi saya,
“ Jangan pernah berputus harapan. Kamu akan selalu menemukan
harapan baru. Saat itu tiba kamu akan tahu harus pergi kemana” ( hal. 389)
***
Komentar
Posting Komentar